2011

Senin, 10 Oktober 2011

Sastra adalah...



Gambar dari boekoe-gratis.blogspot.com

Sampai saat ini, masih sering diperdebatkan definisi dari sastra. Para ahli belum bisa merumuskan teori yang pas tentang pengertian sastra, karena sastra senantiasa berkembang dan tidak memiliki ukuran yang tetap. Setiap teori yang muncul selalu dibantah oleh pendapat-pendapat lain yang lebih baru. Pada tulisan ini akan dibahas beberapa pendapat tentang apa itu sastra, hakikat sastra, dan fungsi sastra.
Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa sansekerta; akar kata sas-, berarti ‘mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi’. Akhiran –tra biasanya menunjukkan alat atau sarana. Maka sastra bisa diartikan ‘alat untuk mengajar’(Teeuw, 1984: 23). Dalam definisi dari segi bahasa ini, dapat difahami jika sastra lebih diartikan sebagai suatu media. Sastra juga didefinisikan sebagai alat untuk menyampaikan ide-ide. Dalam filsafat Plato disebutkan bahwa keindahan hanya terdapat dalam tingkat dunia ide (Teeuw, 1984: 347). Secara sederhana dapat difahami bahwa untuk dapat mencapai kategori indah, harus merupakan sesuatu yang baru dan orisinil. Sastra dalam teori ini didefinisikan sebagai sebuah seni.
Pengertian sastra kemudian mengerucut mengerucut; sastra sebagai ilmu dan sastra sebagai seni. Ilmu sastra diartikan sebagai ilmu menyampaikan sesuatu dengan baik (Weststeijn, dkk, 1989: 41).. Seni sastra adalah seni bahasa yang menjadi ungkapan emosi dan pengalaman-pengalaman pembuatnya. Melihat pengertian seni dari sudut pandang ilmu dan sastra tersebut, kita dapat memahami bahwa hakikat sastra adalah media untuk menyampaikan sesuatu.
Fungsi sastra selalu meluas seiring bertambahnya isi dalam karya sastra. Meskipun mempunyai fungsi asli sebagai media ekspresi, akan tetapi sastra juga mempunya fungsi-fungsi turunan mengikuti apa yang diekspresikan sebuah karya sastra. Contohnya, jika sebuah karya sastra di dalamnya mengandung nilai-nilai moral, maka karya sastra tersebut mempunyai fungsi moralitas.
Sebagai sebuah ilmu, sastra harus mampu mengungkapkan pola fikir, kebudayaan, dan nilai moral suatu kelompok masyarakat yang menghasilkan karya sastra. Sehingga diharapkan pelajar sastra (khususnya sastra lokal) dapat memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka :
Teew, A., 1984, Sastra dan Ilmu Sastra, Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya.
Weststeijn, G Willem, dkk., 1989, Pengantar Ilmu Sastra, Jakarta: PT Gramedia

Jumat, 19 Agustus 2011

Sastra Jawa UI


Apakah anda tahu di Universitas Indonesia ada Program Studi Sastra Jawa?  

       Saya bertanya demikian kerena masih banyak orang yang belum mengetahui program studi ini. Di tengah nama besar Universitas Indonesia, Sastra Jawa termasuk program studi yang kurang populer dibandingkan Kedokteran, Akuntansi, ataupun Sastra Inggris. Padahal program studi ini satu-satunya program studi yang keindonesiaan di Universitas Indonesia, selain Sastra Indonesia tentunya. Hmm...program studi ini sepertinya sealiran dengan blog kita ini, maka dari itu mari membahasnya.
       Sastra Jawa adalah salah satu program studi pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Sesuai dengan namanya, fokus pembelajaran program studi ini adalah sastra dan kebudayaan Jawa. Unik bukan? Kalau tidak salah universitas negeri di Indonesia yang memiliki Program Studi Sastra Jawa hanya ada tiga: Universitas Indonesia, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS), dan Universitas Gajah Mada (UGM). Di UGM pun namanya bukan Sastra Jawa melainkan Sastra Nusantara. Karena keunikannya tersebut Sastra Jawa sering dianggap sebagai jurusan yang tidak jelas masa depannya,tidak jelas lapangan kerjanya, dan ketidakjelasan-ketidakjelasan yang lain. Akibatnya sangat sedikit calon mahasiswa yang berminat mendaftar di Sastra Jawa. Lebih tragis lagi sebagian yang telah diterima tersebut masuk di Sastra Jawa karena ditolak di jurusan-jurusan lain pilihan utama mereka. Kalaupun ada mereka yang telah mendaftar pilihan utama Sastra Jawa UI dan kemudian diterima, kebanyakan akan bingung jika ditanya setelah lulus mau jadi apa. Sebagian kecil yang tidak bingung akan menjawab menjadi dosen atau guru bahasa jawa. Pilihan yang aman.
       Sebenarnya masa depan Sastra Jawa UI tidak segamang itu juga. Sastra Jawa UI mempunyai tujuan melahirkan ilmuwan dan peneliti-peneliti baru. Tentunya peneliti di bidang Sastra dan Kebudayaan Jawa. Sehingga seluruh sistem pembelajarannya dirancang agar bisa mencapai tujuan tersebut. Mahasiswa Sastra Jawa UI tidak dididik untuk menjadi pelaku kebudayaan Jawa seperti dalang, sinden, atau pemain gamelan. Kegiatan-kegiatan seperti bermain wayang, gamelan, nembang hanya dijadikan sebagai kegiatan ekstra di luar kelas. Hal ini dimaksudkan agar Mahasiswa menjadi peneliti yang obyektif. Mengambil jarak dan mengamati kebudayaan Jawa dari luar membuat kita bisa lebih obyektif dalam menilai kebudayaan tersebut daripada menjadi pelakunya langsung.
Untuk tujuan tersebut pula, mahasiswa banyak dibekali dengan mata kuliah-mata kuliah teori. Berikut ini adalah daftar mata kuliah wajib Program Studi Sastra Jawa Universitas Indonesia yang diberikan untuk mahasiswa angkatan 2010 lalu:

Semester 1
1. Pengantar Linguistik Umum
2. Pengantar Kesusastraan Jawa
3. Penguasaan Bahasa Jawa I
4. Aksara Nusantara: Jawa, Sunda, Bali, Pegon.

Semester 2
1. Fonetik dan Fonologi Jawa
2. Penguasaan Bahasa Jawa II

Semester 3
1. Morfologi dan Sintaksis Jawa
2. Pengkajian Prosa dan Drama Jawa
3. Kesenian Jawa
4. Penguasaan Bahasa Jawa III
5. Pengantar Filologi
6. Pengantar Kebudayaan Jawa

Biasanya tiap angkatan susunan mata kuliah yang didapat akan berbeda, namun perbedaannya hanya sedikit. InsyaAllah blog kita ini akan membahas beberapa mata kuliah di atas.

Pembukaan


Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalau'alaikum Wr. Wb.

Selamat malam saudara-saudara.

Puji Syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas berkat rahmatnya sehingga kita bisa membuka blog ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Blog ini dibuat dengat tujuan untuk menambah bahan bacaan mengenai Sastra dan Budaya Jawa yang masih sangat sedikit di dunia maya saat ini. Nama "Madubranta" diambil dari nama sebuah corak batik Jawa. Batik Madubranta biasanya diberikan pengantin pria kepada pengantin wanita sebagai perlambang cinta kasih dalam upacara pernikahan adat Jawa. Begitupula saya menggunakan nama Madubranta untuk blog ini karena blog ini sebagai wujud cinta saya pada Sastra dan Budaya Jawa. Semoga blog ini bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.