2012

Sabtu, 04 Februari 2012

Prosa adalah...


Oleh Erwin Prasetyo W.

Prosa merupakan salah satu jenis produk sastra. Hampir semua tulisan yang ada dapat dikategorikan sebagai prosa, entah itu cerpen, koran, karangan, artikel, dan lain sebagainya. Prosa sendiri memiliki kandungan makna atau isi di dalamnya yang tentunya berguna bagi para pembacanya.

Pengertian Prosa
Kata prosa berasal dari bahasa latin prosa yang berarti “terus terang”. Dari definisi harfiah tersebut bisa dijelaskan bahwa prosa adalah suatu jenis tulisan yang menjelaskan atau mendeskripsikan suatu fakta ataupun ide seseorang secara gamblang dan jelas. Prosa sendiri merupakan sebuah karya sastra yang bebas penulisannya dan tidak terikat oleh kaidah-kaidah seperti dalam puisi, sehingga bisa disebut dengan karangan bebas. Prosa dibedakan dengan puisi karena variasi ritme yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya.

Unsur-unsur Prosa
1.    Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik prosa merupakan unsur yang terdapat di dalam prosa tersebut. Unsur-unsur intrinsik prosa secara umum adalah tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, amanat, gaya bahasa serta sudut pandang.
1.1.   Tema adalah pikiran utama dalam prosa dan merupakan suatu hal yang paling mendasar dalam sebuah prosa. Dalam menentukan tema sendiri penulis dapat dipengaruhi beberapa sebab, antara lain minat penulis, selera pembaca dan keinginan penerbit atau penguasa.
1.2.   Tokoh dibagi menjadi tiga, yaitu tokoh protagonis, antagonis, dan tambahan, sedang penokohan adalah pemberian watak pada tokoh di dalam cerita tersebut. Ada beberapa metode dalam penentuan watak tokoh, yaitu metode analitis, dramatik dan kontekstual.
1.3.   Latar merupakan bagian yang menjelaskan tentang dimana, kapan dan bagaimana suatu kejadian terjadi. Latar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu latar fisik dan latar sosial.
1.4.   Alur adalah rangkaian kejadian atau jalinan cerita dari awal sampai akhir dalam sebuah prosa. Ada pembagian lagi dalam alur, yaitu alur maju, mundur, dan gabungan. Selain itu alur dapat tersusun berdasar tiga hal, yaitu alur linear, alur kausal, alur tematik.
1.5.   Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penulis prosa kepada pembacanya yang terdapat dalam prosa tersebut. Amanat dapat disampaikan secara implisit dan secara eksplisit.
1.6.   Gaya bahasa adalah bahasa yang digunakan pengarang dalam menuliskan prosa yang berfungsi untuk menciptakan hubungan antara sesama tokoh dan dapat menimbulkan suatu suasana tersendiri.
1.7.   Sudut pandang adalah cara bercerita ataupun pandangan pengarang untuk menampilkan suatu kejadian.
2.    ­Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang mempengaruhi suatu prosa dari luar. Unsur ekstrinsik juga melatarbelakangi pembuatan sebuah prosa. Unsur ekstrinsik antara lain seperti nilai sosiologi, nilai kesejarahan, nilai moral, nilai psikologi. Selain itu ada juga unsur yang datangnya subyektif dari pengarang, seperti kondisi sosial, motivasi, serta tendensi yang mendorong dan mempengaruhi karangan seorang penulis.

Jenis-jenis Prosa
Secara umum prosa terbagi menjadi dua, yakni prosa fiksi dan prosa nonfiksi,
1.      Prosa fiksi adalah prosa yang berisi tentang rekaan atau khayalan penulisnya. Isinya tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/imajinatif. Contoh prosa fiksi adalah cerpen, novel, dan dongeng.
Prosa nonfiksi adalah prosa yang berisi hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang. Karangan ini diungkapkan secara sistematis, kronologis, atau kilas balik dengan menggunakan bahasa semiformal. Prosa nonfiksi biasa disebut karangan semi ilmiah. Contoh prosa nonfiksi antara lain adalah artikel, tajuk rencana, opini, feature, tips, biografi, reportase, iklan, pidato, dan 


Referensi:

Jenis Fonetik



Fonetik oleh para ilmuwan dibagi menjadi tiga bagian. Fonetik Organis, Fonetik Akustis, dan Fonetik Auditoris. Pembagian ini berdasarkan perjalanan bunyi bahasa dari pertama dihasilkan hingga terdengar di telinga.
Fonetik Organis mempelajari bagaimana alat-alat bicara manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa, bagaimana bunyi-bunyi tersebut dikelompokkan berdasarkan alat ucap dan cara mengucapkannya. Pengelompokan-pengelompokan tersebut untuk melihat perbedaan antara bunyi satu dengan lainnya. Karena perbedaan-perbedaan itu nantinya akan mempengaruhi makna suatu bahasa, maka fonetik jenis ini dianggap berhubungan dengan ilmu linguistik.
Fonetik Akustis mempelajari bunyi bahasa ketika bunyi tersebut berada diudara. Bunyi bahasa di sini akan dilihat dari segi fisiknya. Diselidiki frekuensi, amplitudo, intensitas, dan timbrenya. Fonetik jenis ini lebih mendekati ilmu fisika.
Fonetik Auditoris mempelajari bagaimana mekanisme telinga menerima bunyi bahasa sebagai getaran udara (Bronstein & Beatrice F. Jacoby, 1967:70-72). Fonetik jenis ini menurut Marsono dalam bukunya lebih cenderung dimasukkan ke neurologi ilmu kedokteran. Ternyata ilmu bahasa tidak jauh dari bidang-bidang Ilmu pengetahuan Alam.
Karena tema blog kita ini adalah budaya, maka yang akan dibahas pada tulisan selanjutnya hanya Fonetik yang paling dekat dengan ilmu pengetahuan budaya, yaitu Fonetik Organis.

Definisi Fonetik


Sebelum masuk ke Fonetik Jawa terlebih dahulu kita bahas apa itu fonetik.
Fonetik adalah salah satu bagian ilmu linguistik.
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa, dengan demikian berarti fonetik adalah ilmu yang juga membicarakan bahasa.
Lalu bagian bahasa yang mana yang dipelajari oleh fonetik?
Dilihat dari namanya, fonetik, istilah ini mengandung kata “fon”, Seperti berasal dari kata dalam bahasa Inggris “phone” yang berarti suara. Sisanya adalah “tik”, apa artinya? Entahlah. Yang jelas dari melihat namanya kita dapat mengira-ngira fonetik adalah ilmu yang ada hubungannya dengan suara.
Begitulah adanya. Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan berusaha merumuskan secara teratur tentang hal ikhwal bunyi bahasa (Marsono, -: 1). Fonetik mempelajari bunyi bahasa tanpa melihat fungsi maknawi bunyi tersebut. Yang dipelajari hanya cara bunyi dihasilkan, frekuensi, intensitas, timbrenya, dan bagaimana bunyi tersebut diterima oleh telinga.
Mari kita mengingat-ingat saat pertama kali kita mendengar bahasa Inggris. Bukankah kita kesulitan mendengar dengan jelas dan memahami bunyinya? Apalagi memperkirakan tulisannya. Beberapa bunyi dalam bahasa Inggris terdengar mirip dengan bunyi dalam bahasa Indonesia, namun ada bunyi-bunyi lain yang tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Dalam Fonetik kita akan mempelajari bunyi-bunyi tersebut dan kemudian merumuskan bagaimana caranya dihasilkan, berapa frekuensi, intensitas, dan timbrenya, lalu bagaimana bunyi tersebut diterima oleh telinga. Sehingga fonetik mempunyai manfaat yang dapat diambil oleh orang yang berminat menjadi peneliti bahasa, yaitu dapat merumuskan bunyi apa saja yang digunakan oleh suatu bahasa.Selain itu ada manfaat secara praktis bagi masyarakat umum yaitu agar kita dapat lebih mudah melafalkan suatu bunyi bahasa secara benar. Belajar bahasa asing menjadi lebih mudah.

Definisi Bahasa



Apa yang muncul di pikiran anda ketika ditanya apa itu bahasa? Biasanya yang terbayangkan adalah tulisan, kamus, atau karya sastra. Mari kita hapus dulu gambaran kita tentang bahasa yang seperti itu sebelum memasuki bidang linguistik.
Menurut Harimurti Kridalaksana, bahasa bagi linguistik adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Definisi tersebut membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Mari kita bahas.
Bahasa adalah sebuah sistem. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi sistem adalah perangkat unsur yg secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Ya, bahasa adalah sesuatu yang teratur dan saling berkaitan. Kita tidak akan menyadari itu sebelum mempelajari Linguistik.
Bahasa disebut tanda bunyi karena dasar dari bahasa adalah bunyi. Bunyi tersebut menandai atau memberi nama suatu hal. Misalnya kata “mengantuk” digunakan untuk menandai “sebuah keadaan saat kita merasa ingin tidur”.
Bahasa adalah hasil kesepakatan sebuah kelompok masyarakat. Kesepakatan tidak selalu berarti hasil sebuah pertemuan sebuah kelompok dalam satu ruangan. Sepakat dapat berarti menerima atau setuju. Misalnya seseorang warga negara Indonesia dalam kesehariannya mau menggunakan kata “mengantuk untuk menandai  “sebuah keadaan saat kita merasa ingin tidur”.
Bahasa digunakan untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Dalam kehidupan sehari-hari bahasa –yang berupa suara- digunakan untuk berkomunikasi. Dengan berkomunikasi kita dapat bekerja sama. Di samping itu bahasa digunakan untuk mengidentifikasi diri. Contohnya orang yang berbahasa Jawa hampir dapat dipastikan adalah orang Jawa.